Ekowisata di Penangkaran Buaya

Merangsang  adrenalin agar memuncak tidak harus selamanya menguras keringat dengan berbagai macam aktivitas, seperti panjat tebing,  diving atau yang lainnya. Ada kalanya adrenalin juga dapat dibangkitkan di saat kita melihat sesuatu yang liar, seram sekaligus buas atau pun yang merangsang bulu kuduk untuk berdiri, ya contohnya melihat buaya-buaya yang ditangkarkan.

Mungkin di benak anda bertanya, apa menarik dan asiknya melihat buaya-buaya, bukankah itu cukup membosankan, adrenalin? bagaimana bisa dibangkitkan? memang binatang karnivora yang sebagian besarnya hidup di rawa-rawa dan sungai ini sekilas pasif dan hanya berdiam diri saja di dalam air atau pinggiran kolam penangkaran. Namun siapa sangka, dibalik sikapnya yang cenderung “pendiam” itu mereka dapat bergerak agresif jika perutnya sedang keroncongan alias lapar.
sumber foto: www.desibucket.com
Di beberapa tempat wisata penangkaran buaya tak jarang menawarkan fasilitas memberi makan  para buaya-buaya itu kepada anda dan anda pun dapat melihat buaya-buaya itu saling bergulingan atau berebut dengan liarnya demi sebongkah daging atau seekor ayam untuk memuaskan rasa laparnya.   
Selain itu buaya di tempat penangkaran berbeda dengan buaya yang biasa anda temukan di kebun binatang. Perbedaan itu jelas terlihat dari banyaknya jumlah buaya-buaya itu ada karena biasauya di tempat penangkaran jumlah buayanya terbilang lebih banyak bahkan sampai ada yang ribuan. Bayangkan jika anda dapat melihat jumlah buaya yang sedemikian banyaknya, suatu hal yang berbeda bukan? Nah, sekarang dimana sajakah kita dapat melihat buaya-buaya itu ditangkarkan dengan cara yang aman pastinya.
1.Penangkaran Buaya Teritip Balikpapan
Menempati lahan seluas 5 hektar di desa Tritip, Balikpapan, di tempat penangkaran ini anda dapat menemukan berbagai ribuan buaya dari yang ukuran paling kecil sampai yang paling besar. Buaya-buaya itu berada di puluhan kandang yang diklasifikasikan dalam empat jenis, yaitu kandang anak buaya, kandang untuk buaya muda, kandang dewasa, dan kandang untuk menimbang berat badan buaya.

sumber foto: www.surgaparawisata.blogspot.com
Rata-rata buaya yang ada di tempat penangkarang ini adalah buaya berjenis buaya muara. Selain itu terdapat pula Buaya Air Tawar (Crocodylus Siamensis) dan Buaya Supit (Tomistoma segelly). Ingin mengetahui seluk beluk kehidupan atau jenis buaya-buaya disini, tingal tanyakan saja ke pemandu setempat yang akan menjelaskan kepada anda tentang kehidupan buaya mulai telur sampai berkembang menjadi buaya dewasa.
Fasilitas dan Atraksi
Atraksi yang ditawarkan oleh penangkaran yang telah beroperasi tahun 1991 ini adalah atraksi memberi makan buaya-buaya. Cukup merogoh kantong Rp 10.000 untuk membeli seekor ayam hidup dan anda akan memberi makan langsung kepada buaya-buaya itu.  Tak cukup memberi satu, anda pun dapat membeli lagi ayam-ayam hidup tersebut.
Tak hanya itu, sajian bercita rasa buaya juga di sajikan di restoran-restoran yang banyak berdiri di sekitar areal tersebut. Anda dapat mencicipi sate rasa buaya, abon, dan kerupuk yang terbuat dari daging buaya. Ada juga obat kuat yang terbuat dari tangkur dan pil empedu. Selain itu, Anda bisa menemukan banyak kerajinan dan aksesoris dari kulit buaya, seperti tas, dompet, ikat pinggang, dan lain-lain.
Lokasi
Penangkaran Buaya Balikpapan berlokasi di Desa Teritip, Balikpapan, Kalimantan Timur. Jaraknya  sekitar 27 kilometer dari pusat kota  dan bisa ditempuh  30 menit menggunakan mobil, serta hanya 20 menit dari Bandara Sepinggan. Taksi bandara, maupun angkutan kota,  dapat mengantarkan ke sana setiap saat
Objek wisata ini di saat weekend maupun hari libur nasional banyak dikunjungi oleh pengunjung dari berbagai kota di sekitar Balikpapan. Tak hanya itu turis mancanegara pun tak segan mengunjungi objek wisata ini
2. Penangkaran Buaya Medan
Dengan jumlah buaya yang mencapai kurang lebih 2800 ekor, penangkaran buaya di Medan ini dikatakan sebagai penangkaran buaya salah satu yang paling besar di Asia. Luasnya mencapai satu hektar dengan 78 bak penangkaran yang  dihuni oleh beragam jenis buaya dengan umurnya masing-masing.
sumberf foto:www.efenerr.wordpress.com
Tempat penangkaran ini dikelola di dalam rumah penduduk biasa yang cukup sederhana sebagaimana sederhananya rumah tangga Lo Than Muk bersama isterinya Lim Hiu Cu dengan dua anaknya Robert Lo (30) dan Robin (28).
Lo Than Muk, sang pemilik tempat penangkaran ini tidak pernah menyangka  penangkaran buayanya berkembang menjadi 2.800 ekor. Awalnya dia hanya iseng memelihara buaya kecil 12 ekor yang didapat dari sungai-sungai yang ada di Kota Medan. Dari situ kemudian buayanya terus berkembang biak dan akhirnya dia buka penangkaran 1959 dan sempat tenar sebelum tahun 1998 sebagai objek wisata andalan Kota Medan.
Fasilitas dan Atraksi
Sama seperti penangkaran buaya di Balikpapan, di  tempat ini cukup hanya merogoh Rp.30.000 untuk membeli pakan yang telah disiapkan oleh pemilik dan anda bisa memberi makan langsung ke buaya-buaya tersebut. Selain itu Anda pun dapat menikmati suasana pemberian makan buaya yang dilakukan satu kali dalam sehari pada pukul 17.00 WIB. Nah, jika anda berminat, anda pun dapat menyaksikan seorang pawang yang akan melakukan atraksi buaya bersama seekor kera dengan hanya membayar Rp.50.000
Lokasi
Penangkaran Buaya ini terletak di  Asam Kumbang, Kecamatan Medan Selayang di Jalan Bunga Raya II Kota Medan, Sumatera Utara. Biaya masuknya cukup murah hanya Rp 5000 bagi orang dewasa dan Rp 3000 bagi anak-anak. (berbagai sumber)
Ads go here

Comments